Sunday, February 18, 2018

Naga dari Indonesia


Saat membaca atau mendengar kata naga, mungkin sebagian dari kita akan langsung membayangkan kadal raksasa bersayap yang bisa menyemburkan api (seperti di serial Game of Thrones atau naga dalam mitologi Tiongkok). Jika selama ini kita hanya mengetahui sosok naga hanya dari film atau buku saja, di Indonesia kita bisa melihat sosok naga yang sebenarnya. Naga tersebut tidak lain adalah komodo. Kita bisa menjumpainya di alam liar Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Sebagian besar populasi komodo terdapat di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Jumlah populasi komodo pada tahun 2013 sebanyak 3222 ekor dan pada tahun 2015 menurun menjadi 3014 ekor. IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources) menetapkan komodo berstatus vulnerable (rentan).

Komodo merupakan kadal terbesar di dunia dengan panjang mencapai 3 m dan berat mencapai 70 kg. Secara morfologis, tubuh komodo sepenuhnya ditutupi oleh sisik, rahang yang dapat terbuka lebar yang dilengkapi dengan gigi-gigi tajam, lidah panjang bercabang, tungkai kaki yang kokoh dengan cakar yang tajam, serta ekor panjang dan besar.

via https://nationalzoo.si.edu
Saat berburu mangsa, komodo lebih mengandalkan lidahnya daripada penglihatan dan pendengaran. Komodo akan menjulurkan lidahnya untuk menangkap partikel-partikel kimia di udara. Partikel-partikel kimia pada lidah akan menempel pada organ Jacobson yang ada di bagian langit-langit mulut untuk kemudian di proses oleh otak. Melalui proses tersebut, komodo dapat mengetahui dimana arah mangsanya. Komodo bahkan bisa mendeteksi bangkai yang berjarak 4 km dari posisinya. 

Di alam, komodo dewasa memakan bangkai, rusa, babi, kerbau, dan komodo lain yang berukuran lebih kecil. Ada beberapa laporan bahwa mereka menyerang dan membunuh manusia. Saat akan memangsa hewan yang masih hidup, komodo akan diam menunggu mangsanya hingga masuk dalam jangkauan serangan kemudian menyergapnya. Jika mangsanya berukuran lebih kecil, mereka akan menggigit bagian leher untuk melumpuhkan kemudian langsung menelan mangsanya. Jika mangsanya berukuran lebih besar, mereka akan menggigit bagian kaki untuk menjatuhkannya terlebih dahulu kemudian menggigit leher untuk kemudian melumpuhkan mangsanya. Komodo memiliki gigi-gigi tajam, melengkung, dan bergerigi. Perpaduan antara gigi tajam, rahang dan leher yang kuat membantu komodo dalam menggigit dan mencabik mangsanya. Gigitan komodo dikenal berbahaya karena air liurnya yang mengandung sekitar 50-60 strain bakteri dan bisa yang berasal dari kelenjar di bagian dalam rahang bawah mereka. Bisa tersebut menyebabkan proses penggumpalan darah terganggu sehingga menghambat proses menutupnya luka, penurunan tekanan darah, kelumpuhan otot, shock, dan hilangnya kesadaran. Jika mangsa komodo berhasil lolos dari serangan, dalam 2-7 hari mangsanya akan mati akibat racun dan infeksi dari luka gigitan tersebut.

via https://en.wikipedia.org
via https://www.nationalgeographic.com
Mulut dan gigi komodo tidak di desain untuk mengunyah makanan. Mereka akan menelan utuh makanannya. Jika ukurannya terlalu besar, komodo akan mencabiknya terlebih dahulu menjadi ukuran yang lebih kecil kemudian menelannya. Komodo dapat makan sebanyak 80% dari bobot tubuhnya untuk sekali makan. Setelah makan, komodo tidak akan makan lagi untuk beberapa hari. Sisa makanan yang tidak tercerna akan dimuntahkan. Jika komodo merasa terancam, dia bisa memuntahkan makanannya untuk mengurangi bobot tubuhnya kemudian menghindari ancaman tersebut.

Musim kawin komodo berlangsung antara bulan Mei hingga Agustus. Para pejantan akan bertarung memperebutkan betina. Setelah musim kawin selesai, betina akan mulai meletakkan telurnya antara bulan Agustus hingga September. Mereka bisa bertelur hingga 20-30 butir. Betina akan menggunakan bekas sarang ayam/burung megapod atau menggali lubang untuk meletakkan telur mereka. Setelah 7-8 bulan, telur-telur tersebut akan menetas. Komodo yang baru menetas memiliki bobot rata-rata 100 gram dengan panjang 40 cm. Untuk menghindari predator, komodo kecil banyak menghabiskan waktu di pohon. Mereka memangsa serangga, kadal, ular, dan burung. Setelah mencapai usia 5-8 tahun, mereka akan mulai memangsa hewan pengerat, monyet, kambing, babi, dan rusa. Komodo diperkirakan dapat hidup hingga 30 tahun.

Pada tahun 2006, dilaporkan bahwa seekor komodo di Kebun Binatang Chester, Inggris menghasilkan anak komodo tanpa melalui proses kawin. Dalam istilah biologi, peristiwa tersebut dinamakan partenogenesis. Peristiwa tersebut merupakan partenogenesis pertama pada komodo yang pernah tercatat.




Sumber:
https://duniaotan.com
https://en.wikipedia.org
https://nationalzoo.si.edu
https://www.nationalgeographic.com