Tuesday, December 3, 2013

Pengasaman Laut (Ocean Acidification)

Sejak revolusi industri dimulai,laut menjadi wadah penampung buangan limbah manusia. Meningkatnya emisi gas buang menyebabkan meningkatnya suhu dan naiknya permukaan laut. Selain itu ada juga dampak lainnya yaitu pengasaman air laut. Berikut ini akan dijabarkan beberapa penyebab meningkatnya kadar asam (pH) air laut dan dampaknya.

1. Gas karbon dioksida (CO2)
Gas buangan berupa karbon dioksida berperan besar dalam meningkatnya kadar keasaman air laut. Gas karbon dioksida yang diserap air laut akan bereaksi dengan air (H2O) membentuk asam karbonat (H2CO3). Sebagian asam karbonat akan bereaksi kembali dengan air dan menghasilkan ion bikarbonat dan ion hidrogen. Peningkatan ion hidrogen akan memicu meningkatnya kadar asam dalam air. 

2. Hujan asam
Pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak (terutama bensin) dan batu bara menyebabkan hujan asam yang jika jatuh ke pesisir atau laut akan mengganggu keseimbangan kimia air laut. Lebih spesifiknya dapat meningkatkan kadar asam dalam air. Dampak hujan asam biasanya bersifal lokal atau regional. Indonesia termasuk negara yang memiliki kota-kota dengan laju pertumbuhan tinggi yang berada di pesisir. Hal ini juga disebabkan bentuk geografisnya yang berupa negara kepulauan. Saat ini 60% dari jumlah penduduk Bumi tinggal di pesisir dan pada tahun 2030 diprediksi naik menjadi 75%. Saya jadi terpikir kota Jakarta dan Bekasi yang berada di wilayah pesisir. Jakarta dengan jumlah kendaraan yang banyak serta Bekasi yang jumlah kendaraannya juga banyak ditambah banyaknya pabrik industri. Keadaan tersebut berkontribusi dalam penyebab hujan asam. Seperti yang kita tahu, terjadinya hujan merupakan siklus yang berputar. Hal ini bisa menyebabkan suatu daerah akan terus menerus terkena dampaknya.

3. Nutrien dari limbah
Limbah yang masuk ke laut terutama sisa pupuk yang mengandung berbagai macam nutrien akan dimanfaatkan oleh plankton. Hal ini akan menyebabkan fenomena blooming plankton (meledaknya jumlah plankton dalam suatu perairan). Seperti halnya hewan lainnya, plankton pun menghasilkan karbon dioksida yang dapat meningkatkan kadar keasaman air laut.

Meningkatnya kadar asam air laut direspons organisme laut secara berbeda. Beberapa dapat bertahan, selebihnya beresiko mati karena gangguan fisiologis yang sensitif dengan perubahan keasaman akan terganggu. Sebagai perbandingan, penurunan pH pada pembuluh darah arteri manusia antara 0,2-0,3 dari pH normal 7,35-7,45 dapat memicu kejang, gangguan irama jantung, hingga koma. Pada biota laut, penurunan pH akan memanggu proses respirasi, fotosintesis, dan reproduksi.
Naiknya tingkat keasaman air laut membuat ion karbonat yang menjadi materi penyusun kalsium karbonat (CaCO3) diikat oleh ion hidrogen. Padahal, ion karbonat yang menjadi kalsium karbonat dibutuhkan untuk pembentukan cangkang, tulang, dan karang. Beberapa contoh organisme bercangkang seperti siput laut, kerang, tiram, kijing, dsb. akan mengalami gangguan dalam pembentukan cangkangnya yang berfungsi sebagai pertahanan diri. Pengasaman air laut juga akan menghambat pertumbuhan karang bahkan menyebabkan kerusakan karang. Selain pengasaman air laut, ancaman berupa pemutihan karang yang disebabkan naiknya suhu air laut dapat merusak ekosistem terumbu karang.
Rusaknya ekosistem terumbu karang akan menyebabkan migrasi ikan karena kekurangan sumber makanan. Selain itu, naiknya suhu permukaan laut mendorong ikan menuju laut yang suhunya lebih dingin. Kondisi yang demikian tentu saja akan berdampak pada negara yang menggantungkan hasil lautnya dari sektor perikanan tangkap. Indonesia merupakan salah satu negara yang menggantungkan hasil lautnya dari sektor perikanan tangkap selain dari sektor budidaya.
Walau dampak tiap negara berbeda-beda, pengasaman laut akan berdampak sama bagi manusia karena laut merupakan satu kesatuan sistem yang saling terhubung. Laut menyumbang saparuh oksigen di Bumi, mengontrol iklim global, dan memberikan makan miliaran orang di Bumi. Namun, penangkapan ikan berlebihan, polusi, perusakan ekosistem laut, dan pembangunan pesisir yang tidak terencana telah menghancurkan ekosistem laut.
Pengurangan emisi karbon dioksida adalah kunci menekan pengasaman air laut dan pemanasan global. Langkah ini butuh kerja sama seluruh negara untuk membangun laut secara berkelanjutan. Yang lebih penting lagi adalah kesadaran tiap individu untuk menjaga lingkungan sekitarnya. MARI JAGA LAUT KITA UNTUK KEPENTINGAN BERSAMA...!!!

sumber: Zaid Wahyudi dalam Kompas, 26 November 2013
             http://www.barrierreef.org/

1 comment: